LAPORAN LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA
Oleh:
Hanami Asri Giri Made ( 16 )
Putu Mila Romana Dewi ( 25 )
Putra Utama Nyoman
( 29 )
Sai Sankara Pratika ( 30 )
Winda Kerti Kusumayani Ni Luh Putu (
34 )
Yunitha Dewi Ni Luh Putu (
36 )
SMA NEGERI 1 SINGARAJA
JALAN PRAMUKA NO. 4 SINGARAJA –
BALI
TELEPON:
(0362) 2214
LEMBAR
KERJA SISWA
I.
JUDUL :
Titrasi Asam Basa
II.
TUJUAN :
2.1 Siswa
mampu merancang dan melakukan percobaan titrasi untuk menentukan konsentrasi
asam atau basa.
2.2 Siswa
mampu menentukan indikator yang tepat digunakan untuk titrasi asam dan basa.
2.3 Siswa
mampu menghitung kadar zat dari data percobaan.
2.4 Siswa
mampu manyimpulkan hasil percobaan.
2.5 Siswa
mampu membuat grafik titrasi dari data
hasil percobaan.
III.
LANDASAN TEORI :
Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan
biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titrant. Kadar atau konsentrasi asam
basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetrik dengan teknik asam basa.
Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar
sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan
kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang
diketahui dari perubahan warna indikator dan kadar sampel ditetapkan melalui
perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
asam basa (netralisasi). Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui disebut
larutan baku.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses
titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan
konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Titik ekuivalen
adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai
perubahan warna indikatornya.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik
ekuivalen pada titrasi asam basa. Yaitu yang pertama memakai pH meter untuk
memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara
pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari
kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent. Dan yang kedua memakai
indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,
pada saat inilah titrasi kita hentikan. Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa
adalah indikator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan
indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.
IV.
ALAT DAN BAHAN :
4.1
Alat :
1. Satu
buah buret
2. Dua
buah erlenmayer
3. Dua
buah gelas kimia
4. Satu
buah pipet tetes
5. Satu
buah gelas ukur
6. Satu
buah pipet volume
4.2.
Bahan:
1. Latutan
NaOH 0,1 M
2. Larutan
HCL
3. Larutan
indikator fenolftalein
V.
PROSEDUR KERJA
1. 10
mL larutan HCL dan 3 tetes indikator fenolftalein dimasukkan kedalam
Erlenmeyer.
2. Larutan
NaOH diisikan kedalam buret hingga garis 0 mL.
3. Larutan
HCL ditetesi dengan NaOH.
4. Saat
terjadi perubahan warna menjadi merah muda penetesan dihentikan.
VI.
HASIL PENGAMATAN
NO
|
Volume HCL
|
Volume NaOH yang
digunakan
|
1
|
10 mL
|
15 mL
|
2
|
10 mL
|
13 mL
|
3
|
10 mL
|
14 mL
|
VII.
PEMBAHASAN
Reaksi
yang terjadi antara HCl dengan NaOH adalah sebagai berikut HCl(aq) +
NaOH(aq) NaCl(aq)
+ H2O(l)
Pada
standarisasi NaOH terhadap larutan HCl indikator yang digunakan adalah
fenolftalin, pada saat indikator ditambahkan warna larutan tetap bening, setelah
dititrasi dengan larutan NaOh sebanyak 15 ml pada percobaan pertama, 13 mL pada
percobaan kedua, dan 14 mL pada percobaan ketiga larutan berubah warna menjadi
warna merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer
elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda, sehingga
menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indikator fenolftalin adalah
indikator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol.
Memakai
indikator asam basa, indikator ditambahkan 3 tetes pada nitran sebelum proses
titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen
terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan.
Pada
percobaan pertama perubahan warna yang terjadi lebih pekat dibandingkan
perubahan warna pada percobaan kedua dan ketiga sedangkan perubahan warna yang
paling tidak pekat adalah pada percobaan kedua.
Perubahan
warna tidak diharapkan tidak terlalu muda dan juga terlalu pekat. Agar
mendapatkan hasil titrasi yang maksimal. Warna yang cocok adalah warna tengah.
Tidak terlalu muda dan tidak terlalu pekat.
VIII. PERTANYAAN
1. Tentukan
volume NaOH rata-rata yang digunakan?
2. Tentukan
jumlah mol NaOH yang digunakan?
3. Tuliskan
persamaan reaksi dari titrasi asam basa pada praktikum ini! Tentukan jumlah mol
HCL berdasarkan perbandingan koefisien!
4. Buatlah
kesimpulan dari kegiatan yang tealh kamu lakukan bersama kelompokmu!
5. Buat
kurve titrasinya (dengan kertas grafik)!
6. Tentukan
kadar konsentrasi yang terkandung dalam cuka yang di jual di pasaran?
IX.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Volume
rata-rata = V1+V2+V3
3
=
15+13+14
3
= 14 mL
2. Vb
. Mb . b=
14. 0,1 . 1 = 1,4 mmol
3. HCl(l)
+
NaOH(l)
NaOH(l) + H2O(l)
Jumlah mol HCl : NaOH
1
: 1
X
: 1,4
X = 1,4 mmol
HCl(l) +
NaOH(l)
NaOH(l) + H2O(l)
X 1,4
4. Kadar
atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu
dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 3 tetes indikator PP dengan
NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan
dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening menjadi merah muda. Volume
NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut,
sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Stetlah volume NaOH
(basa) diketahui, barulah konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.
5.
|
6. Vasam
. Masam . a = Vbasa. Mbasa
10 . Masam = 0,64 . 0,1
Masam =
0,064
10
CH3COOH = 0,064 . 60
= 3,84 gr
|
|
3.84
950
X.
KESIMPULAN
Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan
melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan
3 tetes indikator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila
larutan HCl yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening
menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil
konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan
praktikum ini. Stetlah volume NaOH (basa) diketahui, barulah konsentrasi HCl
(asam) bisa dihitung.
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Lena,
Machgda. 2014. LAPORAN HASIL PENGAMATAN
( TITRASI ASAM BASA). http://daaldeeldool.blogspot.com/2013/03/laporan-hasil-pengamatan-titrasi-asam.html?m=l .Diakses pada tanggal 26 januari 2015.
Sari,
Permata. 2014 . LAPORAN KIMIA TITRASI
ASAM DAN BASA. http://permatasarinur.blogspot.com/2014/03/laporan-kimia-titrasi-asam-dan-basa.html. Diakses pada tanggal 26 januari 2015.
Suryani,
Mita. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
TITRASI ASAM-BASA.http://mitaita.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam.html?m=l
. Diakses pada tanggal 26 januari 2015.
Download Laporan Full
0 comments:
Posting Komentar