LAPORAN LEMBAR KERJA SISWA
I.
JUDUL :
Menentukan pH Larutan
II.
TUJUAN
:
2.2
Menentukan pH larutan dengan kertas
lakmus
2.3
Menentukan pH larutan dengan larutan
indikator
2.4
Menentukan pH larutan dengan indicator
universal
III.
LANDASAN
TEORI
pH adalah
derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak
dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Asam, Basa dan Garam merupakan zat
kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk membedakannya.
Karena pada umumnya asam berasa masam dan basa berasa agak pahit. Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan
ke dalam air menghasilkan ion H+. Memiliki rentang pH 0-7,0. Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutkan
ke dalam air menghasilkan ion OH-. Memiliki rentang pH 7,0-14.
Indikator asam dan basa adalah zat
yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui
perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan.
Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna
indikator. Indikator dapat berasal dari bahan alami dan bahan buatan. Terdapat
tiga jenis indikator yang biasa digunakan yaitu indikator tunggal, indikator
universal dan pH-meter.
Indikator Tunggal
Indikator tunggal hanya dapat
membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menentukan harga
pH dan pOH. Yang termasuk indikator tunggal adalah lakmus merah, lakmus biru, fenolftalein,
metil jingga, metil merah, dan bromtimol biru. Perubahan warna yang terjadi
adalah sebagai berikut.
Kertas Lakmus/
Larutan Indikator
|
Warna dalam Larutan
|
Trayek pH
|
|
Asam
|
Basa
|
||
Lakmus
Biru
|
Merah
|
Biru
|
0-7
|
Lakmus
Merah
|
Merah
|
Biru
|
7-14
|
Fenolftalein
|
Tak
Berwarna
|
Merah
muda
|
8,3-10
|
Metil
Jingga
|
Merah
|
Kuning
|
2,9-4,0
|
Metil
Merah
|
Merah
|
Kuning
|
4,2-6,3
|
Bromtimol
Biru
|
Kuning
|
Biru
|
6,0-7,6
|
Indikator universal
Indikator
Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga pHnya.
Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja
indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator pada
tabel warna indikator universal
pH
|
Warna Indikator Universal
|
pH
|
Warna Indikator Universal
|
1
|
Merah
|
8
|
Merah
|
2
|
Merah Lebih Muda
|
9
|
Merah Lebih Muda
|
3
|
Merah Muda
|
10
|
Merah Muda
|
4
|
Merah Jingga
|
11
|
Merah Jingga
|
5
|
Jingga
|
12
|
Jingga
|
6
|
Kuning
|
13
|
Kuning
|
7
|
Hijau
|
14
|
Hijau
|
pH-meter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH larutan
dengan mencelupkan elektrode ke dalam larutan. pH meter akan mengukur adanya
ion hidrogen yang ditunjukkan pada skala pH-meter.
IV.
ALAT
DAN BAHAN :
4.1 Alat :
1. Dua
buah Pipet tetes
2. Satu
buah plat tetes
3. Satu
Buah Kaca Arloji
4.2. Bahan:
1. Lima
lembar kertas lakmus biru
2. Lima
lembar kertas lakmus merah
3. Lima
lembar indicator
4. Larutan
Fenolfta (PP )
5. Larutan
Metil Jingga (MJ )
6. Larutan
Metil Merah ( MM )
7. Larutan
Bromtimol Biru ( BiB )
V.
PROSEDUR
KERJA
5.1.Percobaan
1
1. Pada
plat tetes larutan A di teteskan.
2. Pada
larutan yang akan di uji kertas lakmus merah dan biru di celupkan.
3. Pada
pengamatan perubahan warna yang terjadi di catat dan di amati.
4. Langkah
1, 2, 3 untuk larutan yang lain di ulangi.
5.2.
Percobaan 2
1. Di
beberapa plat tetes larutan A diteteskan
2. Di
masing-masing plat tetes yang sudah berisi larutan A, Larutan indikator yang berbeda di teteskan
3. Pada
pengamatan perubahan warna yang terjadi di catat dan di amati.
4. Langkah
1, 2, 3 untuk larutan yang lain di ulangi.
5.3.
Percobaan 3
1. Pada
larutan A indikator universal di celupkan.
2. Yang
munjukkan pH pada indkator perubahan warna diamati dan pada table pengamatan
dicatat
3. Langkah
1, 2 untuk larutan yang lain di ulangi.
VI.
HASIL
PENGAMATAN
§ Percobaan 1
No
|
Larutan
|
Perubahan
Warna
|
Sifat
Larutan
(asam,
basa, netral)
|
pH
|
|
Lakmus
Merah
|
Lakmus
Biru
|
||||
1
|
A
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
< 7
|
2
|
B
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
< 7
|
3
|
C
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
< 7
|
4
|
D
|
Biru
|
Biru
|
Basa
|
< 7
|
5
|
E
|
Merah
|
Biru
|
Netral
|
7
|
§ Percobaan 2
No
|
Larutan
|
Perubahan Warna
|
Trayek
pH
|
Sifat
Larutan
|
|||
MJ
|
BTB
|
MM
|
PP
|
||||
1
|
A
|
Merah
Bata
|
Oranye
|
Merah
Muda
|
Bening
|
pH ≤2,9
|
Asam
|
2
|
B
|
Merah
Bata
|
Oranye
|
Merah
Muda
|
Bening
|
pH ≤2,9
|
Asam
|
3
|
C
|
Oranye
|
Biru
|
Kuning
|
Merah
Muda
|
pH ≥8,3
|
Basa
|
4
|
D
|
Oranye
|
Biru
|
Kuning
|
Merah
Muda
|
pH ≥8,3
|
Basa
|
5
|
E
|
Oranye
|
Biru
|
Kuning
|
Bening
|
6,0 ≤pH ≤8,3
|
Netral
|
§ Percobaan 3
No
|
Larutan
|
Pengamatan
|
1
|
A
|
pH
= 2, Larutan
bersifat asam
|
2
|
B
|
pH
= 3, Larutan bersifat asam
|
3
|
C
|
pH = 12, Larutan bersifat basa
|
4
|
D
|
pH
= 8, Larutan bersifat basa
|
5
|
E
|
pH
= 7, Larutan bersifat asam
|
VII.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah kelompok kami lakukan, maka diketahui sifat-sifat dan pH dari
masing-masing larutan adalah sebagai berikut :
a. Larutan A bersifat asam. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama, ketika
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan A, warna kertas lakmus merah
tidak mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna merah. Sedangkan ketika kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam
larutan A, warna kertas lakmus biru mengalami perubahan warna yakni menjadi
warna merah. Hal ini membuktikan bahwa larutan A memiliki sifat asam yang
memiliki rentangan pH antara 0-7,0. Selain itu, pada percobaan kedua, ketika
larutan A ditetesi dengan metil jingga (MJ), warna larutan berubah menjadi
merah bata, jika ditetesi dengan
bromtimol biru (BTB), warna larutan berubah menjadi oranye, jika ditetesi
dengan metil merah (MM), warna larutan berubah menjadi merah muda, dan jika
ditetesi dengan fenolftalein (PP), warna larutan berubah menjadi bening atau
tidak berwarna. Trayek pH dari larutan A dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar trayek pH di atas, maka larutan A memiliki pH ≤ 2,9 .
Perhitungan pH yang didapat lebih spesifik daripada hanya dengan memakai kertas
lakmus ada percobaan pertama.Namun perhitungan pH larutan A ini belum terlalu
jelas. Oleh karena itu, pada percobaan ketiga, digunakanlah kertas indikator.
Ketika kertas indikator dicelupkan ke larutan A lalu dicocokkan perubahan
warnanya pada tabel warna indikator universal, maka diketahui bahwa larutan A
memiliki pH sebesar 2.
b. Larutanan
B bersifat asam. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama, ketika kertas
lakmus merah dimasukan ke dalam larutan B, warna kertas lakmus merah tidak
mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna merah. Sedangkan ketika kertas
lakmus biru dimasukkan ke dalam larutan B. warna kertas lakmus biru mengalami
perbuahan warna yakni menjadi warna merah. Hal ini membuktikan bahwa larutan B
memiliki sifat asam yang memiliki rentangan pH antara 0-7,0. Selain itu, pada percobaan kedua, ketika larutan B ditetesi dengan metil jingga (MJ), warna larutan berubah
menjadi merah bata, jika ditetesi dengan
bromtimol biru (BTB), warna larutan berubah menjadi oranye, jika ditetesi
dengan metil merah (MM), warna larutan berubah menjadi merah muda, dan jika
ditetesi dengan fenolftalein (PP), warna larutan berubah menjadi bening atau
tidak berwarna. Trayek pH dari larutan B dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar trayek pH di atas, maka larutan B memiliki pH ≤ 2,9 . Perhitungan pH yang didapat lebih
spesifik daripada hanya dengan memakai kertas lakmus ada percobaan
pertama.Namun perhitungan pH larutan B ini belum terlalu jelas. Oleh karena itu, pada percobaan
ketiga, digunakanlah kertas indikator. Ketika kertas indikator dicelupkan ke
larutan B lalu dicocokkan perubahan warnanya pada tabel warna
indikator universal, maka diketahui bahwa larutan A memiliki pH sebesar
3. Namun dari hasil percobaan kedua hasilnya tidak sesuai dengan hasil
percobaan ketiga hal ini diduga karena ada kontaminasi terhadap larutan lain
pada saat melaukan pengambilan larutan.
c. Larutan C bersifat basa. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama, ketika
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan C, warna kertas lakmus merah mengalami perubahan warna
yakni menjadi berwarna biru. Sedangkan ketika
kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam larutan C, warna kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna biru. Hal ini membuktikan bahwa larutan C memiliki sifat basa yang memiliki rentangan pH antara 7,0-14,0. Selain itu, pada percobaan kedua, ketika larutan C ditetesi dengan metil jingga (MJ), warna larutan berubah
menjadi oranye, jika ditetesi
dengan bromtimol biru (BTB), warna larutan berubah menjadi biru, jika ditetesi dengan metil merah (MM), warna larutan
berubah menjadi merah kuning, dan jika ditetesi dengan fenolftalein (PP), warna
larutan berubah menjadi merah muda. Trayek pH dari larutan C dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar trayek pH di atas, maka larutan C memiliki pH ≥
8,3. Perhitungan pH yang didapat
lebih spesifik daripada hanya dengan memakai kertas lakmus ada percobaan
pertama.Namun perhitungan pH larutan C ini belum terlalu jelas. Oleh karena itu, pada percobaan
ketiga, digunakanlah kertas indikator. Ketika kertas indikator dicelupkan ke
larutan C lalu dicocokkan perubahan warnanya pada tabel warna
indikator universal, maka diketahui bahwa larutan C memiliki pH sebesar 12.
d. Larutan D bersifat basa. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama, ketika
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan D, warna kertas lakmus merah mengalami perubahan warna
yakni menjadi berwarna biru. Sedangkan ketika
kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam larutan D, warna kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna biru. Hal ini membuktikan bahwa larutan D memiliki sifat basa yang memiliki rentangan pH antara 7,0-14,0. Selain itu, pada percobaan kedua, ketika larutan D ditetesi dengan metil jingga (MJ), warna larutan berubah
menjadi oranye, jika ditetesi
dengan bromtimol biru (BTB), warna larutan berubah menjadi biru, jika ditetesi dengan metil merah (MM), warna larutan
berubah menjadi merah kuning, dan jika ditetesi dengan fenolftalein (PP), warna
larutan berubah menjadi merah muda. Trayek pH dari larutan D dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar trayek pH di atas, maka larutan D memiliki pH ≥
8,3. Perhitungan pH yang didapat
lebih spesifik daripada hanya dengan memakai kertas lakmus ada percobaan
pertama.Namun perhitungan pH larutan D ini belum terlalu jelas. Oleh karena itu, pada percobaan
ketiga, digunakanlah kertas indikator. Ketika kertas indikator dicelupkan ke
larutan D lalu dicocokkan perubahan warnanya pada tabel warna
indikator universal, maka diketahui bahwa larutan D memiliki pH sebesar 8.
e. Larutan E bersifat basa. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama, ketika
kertas lakmus merah dimasukkan ke dalam larutan E, warna kertas lakmus merah tidak mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna merah. Sedangkan ketika
kertas lakmus biru dimasukkan ke dalam larutan E, warna kertas lakmus biru tidak mengalami perubahan warna yakni tetap berwarna biru. Hal ini membuktikan bahwa larutan E memiliki sifat basa yang memiliki rentangan pH 7,0. Selain itu, pada percobaan kedua, ketika larutan E ditetesi dengan metil jingga (MJ), warna larutan berubah
menjadi oranye, jika ditetesi
dengan bromtimol biru (BTB), warna larutan berubah menjadi biru, jika ditetesi dengan metil merah (MM), warna larutan
berubah menjadi merah kuning, dan jika ditetesi dengan fenolftalein (PP), warna
larutan berubah menjadi bening atau tidak berwarna. Trayek pH dari larutan E dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar trayek pH di atas, maka larutan E memiliki 6,0
≤ pH ≤ 8,3. Perhitungan pH
yang didapat lebih spesifik daripada hanya dengan memakai kertas lakmus ada
percobaan pertama.Namun perhitungan pH larutan E ini belum terlalu jelas. Oleh karena itu, pada percobaan
ketiga, digunakanlah kertas indikator. Ketika kertas indikator dicelupkan ke
larutan E lalu dicocokkan perubahan warnanya pada tabel warna
indikator universal, maka diketahui bahwa larutan E memiliki pH sebesar 7.
VIII.
KESIMPULAN
1. Larutan
asam adalah larutan yang bila dimasukan kertas lakmus merah akan tetap berwarna
merah sedangkan jika dimasukan kertas lakmus biru warnanya akan berubah menjadi
warna merah, jika ditambahkan larutan fenoltftalein (PP) larutan akan berwarna
bening atau tak berwarna, jika ditambahkan metil jingga (MJ) larutan akan
berwarna merah, jika ditambahkan metil merah (MM) larutan akan berwarna merah,
jika ditambahkan bromtimol biru (BTB) larutan akan berwarn kuning.larutan asam
memiliki pH antara 0-6.
2. Larutan
basa adalah larutan yang bila dimasukan kertas lakmus merah warnanya akan
berubah menjadi warna biru sedangkan jika dimasukan kertas lakmus biru akan
tetap berwarna biru, jika ditambahkan larutan fenoltftalein (PP) larutan akan
berwarna merah muda, jika ditambahkan metil jingga (MJ) larutan akan berwarna
kuning, jika ditambahkan metil merah (MM) larutan akan berwarna kuning, jika
ditambahkan bromtimol biru (BTB) larutan akan berwarna biru. Larutan basa
memiliki pH antara 8-14.
3. Larutan
netral adalah larutan yang bila dimasukan kertas lakmus merah atau biru tidak
akan merubah warnanya, jika ditambahkan larutan fenoltftalein (PP) larutan akan
berwarna bening atau tidak berwarna, jika ditambahkan metil jingga (MJ) larutan
akan berwarna oranye, jika ditambahkan metil merah (MM) larutan akan berwarna
kuning, jika ditambahkan bromtimol biru (BTB) larutan akan berwarna biru.
Larutan netral memiliki pH 7.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Laporan pH Asam dan Basa. http://monzapeace.blogspot.com/2010/04/laporan-ph-asam-dan-basa.html. Diakses
pada tanggal 20 januari 2015.
Harnanto Ari, Ruminten.2009.Kimia 2.Kepala Pusat Perbukuan:Jakarta. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2015
Yulia
Darwis, Rita. 2011. Laporan Praktikum:
Pengujian Larutan dengan Indikator Kertas Lakmus. http://ritayuliadarwis.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-pengujian-larutan.html. Diakses
pada tanggal 20 januari 2015.
Fhadhyla.
2012. Laporan Praktikum Asam-Basa. http://fhadhylha.blogspot.com/2012/06/kimia.html. Diakses
pada tanggal 20 januari 2015.
Download Full Laporan
0 comments:
Posting Komentar